WARGA DESA TULUNG SELUANG, SUDAH JATUH TERUS TERTIMPA TANGGA
Tahun 2015 merupakan tahun
terburuk untuk kebakaran hutan di Indonesia, di Sumsel sendiri sedikitnya 736
ribu hektar lahan dan hutan yang terbakar, titik api di temukan paling banyak
berada di kabupaten OKI, Ogan Ilir,
Banyuasin dan Musi Banyuasin. Banyak masyarakat
yang terkena dampak dari kebakaran lahan dan hutan, mulai dari kerugian ekonomi
hingga kesehatan. Desa Tulung Seluang,
Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten OKI, adalah salah satu desa yang warganya sangat
merasakan dampak buruk dari kebakaran lahan dan hutan, maklum desa ini letaknya
berbatasan dengan lahan milik PT BMH
yang lahannya terbakar, jadi banyak juga kebun karet warga yang ikut terbakar.
Desa Tulung Seluang luas
wilayahnya 10.200 hektar, dihuni oleh
1350 jiwa. Sehari-hari warga desa
mengandalkan hidup sebagai petani, menyadap karet dan memanfaatkan hasil alam lainnya
seperti mencari ikan di sungai. Tetapi saat
ini warga Desa Tulung Seluang sangat merasakan kesulitan ekonomi, terlebih
harga karet yang terus merosot hanya 4500 per kilonya, sementara hasil dari
mencari ikan tidak bisa diandalkan karena ikan sungai di kawasan tersebut
sangat sulit di dapat. “ kami ini
ibarat sudah jatuh tertimpa tangga” kata Ronek Regen, Kepala Desa Tulung
Seluang saat bertemu dengan beberapa para jurnalis Karhutlah dan anggota UNDP,
disalah satu rumah warga. Ia mengaku saat ini warganya sangat merasakan dampak
merosotnya harga karet di pasaran sejak dua tahun terakhir, selain itu hujan deras yang
terus mengguyur desa membuat karet semakin sulit didapat. “ kalau tidak hujan
kami bisa mendapatkan 25 kilo seminggu, ini karena hujan paling hanya 7 kilo,
kalau sudah begini bagaimana kami bisa mencukupi kebutuhan hari-hari, sementara
harga bahan pokok saat ini naik semua, mungkin
desa ini bisa miskin berjamaah” ujarnya.
Hal senada juga di ungkapkan oleh Gani, ketua kelompok tani desa Tulung
Seluang, Ia mengatakan semenjak PT BMH membuat kanal di wilayah PT, membuat air
menjadi kering dan ikan jadi sedikit. “ biasanya kalau tidak menyadap karet
kami memanfaatkan waktu untuk mencari ikan, cuma saat ini ikan sedikit, soalnya
air kering, paling kalau dapat kecil-kecil, gimana mau di jual untuk makan
sendiri saja kurang” ugkapnya. Gani dan
warga berharap ada bantuan dari pemerintah daerah, agar warga bisa mendapatkan
penghasilan tambahan “ kami ingin pemerintah atau PT BMH itu perhatikan nasib
kami, bayangkan saja PT BMH sangat dekat dengan desa kami, tapi warga kami cuma dua orang yang jadi pegawai, itu
juga baru dua tahun, padahal PT BMH sudah belasan tahun disini, kami juga ingin
sekali pemerintah daerah itu mengajarkan kami hal lainnya, seperti kerajinan
atau pertanian lain, agar kami ini tidak berpatok mencari pehgasilan di karet dan ikan saja”
Pintanya.
Sementara itu Bupati OKI, H
Iskandar SE, saat di temui disela acara
Deklarasi Radal Karhutlah, di Geria Agung Palembang (7/3/2016), mengatakan
bahwa saat ini fokus untuk menangani masalah kebakaran hutan, dan mendukung
program pemerintah soal penaganan kebakaran hutan lebih dini, tetapi ketika di
konfirmasi permasalahan yang terjadi di desa Tulung Seluang, dirinya mengatakan
akan segera mengirim petugas dan mengecek langsung ke desa, “ OKI itu luas, jadi pembenahan ekonomi desa kita
lakukan secara bertahap, tetapi secepat mungkin saya akan kirim petugas kesana
untuk mengecek langsung kondisi warga, saya ingin semua desa di OKI ini
masyarakatnya makmur, saya akan lakukan berbagai cara untuk mewujudkan semua
itu, tetapi tetap caranya bertahap, dan butuh dukungan semua pihak” Jelasnya. C'Mar