Header Ads

ISAK TANGIS TAK HENTIKAN JALANNYA EKSEKUSI

Sriwijaya Radio, Palembang - Hari kedua pembongkaran masih diwarnai teriakan dan tangisan warga yang rumahnya dibongkar, diatas lahan pembangunan gedung baru UIN Raden Fatah, Jalan Pangeran Ratu Palembang, Jumat (2/10).

Isak tangis bocah dan para orangtua penghuni rumah juga tak luput menjadi perhatian. Barang-barang milik warga juga masih berserakan disekitar lokasi pembongkaran.

Ojah (36) salah satu warga mengatakan, dirinya membeli tanah ini dari oknum berinisial IW, dengan membayar sebesar Rp 8 juta per kapling.

"Kami cuma diberikan surat pengoperan hak atas tanah, untuk IMB dan sertifikat tanah kami tidak tahu. Kami beli dari Roji, dia yang menipu kami," akunya sedih.

Dikatakannya, dirinya bersama warga lain menimbun sendiri tanah yang merupakan rawa tersebut, baru membangun kediaman.

"Sakit hati kami, bagaimana kami bisa hidup nanti kalau tidak ada rumah. Anak- anak saja tidak sekolah dua hari ini. Jangankan sekolah, mandipun kami tak bisa lagi. Semalaman kami tidur di gubuk, adakah perhatian pemerintah atas nasib kami?," isaknya.

Kasi Operasional Pol PP Kota Palembang, Herison mengatakan, hari ini semua rumah sudah diratakan dengan tanah.

"Hari ini tersisa sekitar 15 rumah lagi. Ada sekitar 650 personil gabungan dari Pol PP Kota Palembang, Pol PP Provinsi, anggota kepolisian, personil TNI dan Polantas yang membantu jalannya eksekusi ini," papar Herison.

Dikatakannya, di hari kedua masih banyak teriakan dan protes warga terkait eksekusi lahan ini.

" Kami sudah himbau, kami hanya menjalankan tugas. Jika ingin protes, silahkan temui pihak UIN Raden Fatah langsung," tegasnya.

Mirisnya, masih ada oknum yang ingin mendapatkan "seseran" dari eksekusi tersebut. Dilaporkan oleh salah seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya, oknum supir Dinas Kebersihan Kota yang diperbantukan untuk membersihkan areal yang dieksekusi, meminta uang kepada warga. Padahal, sebanyak 10 mobil DKK diterjunkan untuk membantu warga membawa sisa bongkaran rumah yang masih bisa digunakan, untuk dipindahkan ke lokasi lain.

Mendengar hal ini, Herison langsung berang.

"Tolong catat BG mobil DKK dan tanyakan siapa namanya. Nanti saya laporkan ke pihak DKK. Itu mobil diperbantukan, bukan untuk mengambil keuntungan dari eksekusi ini," tukasnya kepada warga yang melapor.

Reporter : Cek Rul
Editor : Cek Mar

Salah seorang warga sedang mengambil barang miliknya
yang berserakan didekat rumahnya yang sudah rata dengan tanah
Eksekusi rumah hari kedua

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.