Header Ads

RENCANAKAN PASAR KHUSUS PENJUAL QURBAN

Sriwjaya Radio, Palembang - Walikota Palembang, Harnojoyo, memantau penjualan hewan kurban ke beberapa titik di Kota Palembang, Selasa (22/9/2015). Kepada para pedagang, Harnojoyo meminta mereka menjual hewan kurban yang sehat.

Menurut Harnojoyo, pedagang harus mengutamakan kejujuran menjual kambing atau sapi kepada warga yang ingin berkurban saat Idul Adha 1436 Hijriah nanti. Ia tak ingin ibadah warga tidak sah hanya karena pedagang menjual hewan yang tidak memenuhi syarat Islam.

“Kami imbau pedagang tidak melakukan penipuan kepada pembeli. Kasihan warga yang punya niat untuk berkurban tapi tidak sah,” katanya.

Harnojoyo mendatangi  beberapa pedagang hewan kurban di jalan Demang Lebar Daun. Didampingi oleh Kepala DP2K, Harrey Hadi dan kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang, dr Anton Suwindro beserta jajaran, ia juga memantau penjualan hewan qurban di PT Ladas,

Ia juga mengimbau pedagang yang berjualan di trotoar tetap menjaga kebersihan kota sesuai Surat Edaran (SE).

Disisi lain, Harnojoyo mengungkapkan rencana Pemerintah Kota Palembang membuat pasar khusus penjualan hewan kurban. Rencana itu menurutnya sudah masuk ke dalam program kerja.

“Tapi belum bisa dipastikan di mana tempatnya. Kita akan cari tempat yang tepat terlebih dulu,” ungkapnya.

Ia mengatakan, Palembang akan memiliki pasar khusus kurban yang menyatu dengan kantor Dinas Pertanian. Harnojoyo memproyeksi kebutuhan lahan bisa mencapai lima hektar.

Pelaksanaan Idul Adha tahun 2015, Pemkot Palembang memperkirakan sedikitnya 2.000 hewan kurban yang akan dipotong. Jumlah itu menurun hingga 50 persen jika dibandingkan pada tahun 2012.

“Harga daging sekarang memang mahal, makanya penjualan sedikit,” ujarnya.

Kepala DP2K, Harrey Hadi menjelaskan, penurunan jumlah orang yang berkurban dipengaruhi melemahnya nilai ekonomi Indonesia.
“Tahun kemarin bisa sekitar 1.500 hewan yang dikurbankan. Kemungkinan tahun ini tidak sampai seperti jumlah seperti tahun-tahun sebelumnya,” terangnya.

Dikatakan Harrey, pihaknya sudah memantau dan memeriksa sapi dan kambing qurban yang ada di Kota Palembang, dan hingga saat ini belum ditemukan penyakit berbahaya seperti antraks.

"Penemuan dari kambing qurban, ada sekitar 10 persen yang mengalami sakit biasa, seperti demam dan gangguan pernafasan, dan sudah dipisah dari yang sehat untuk diobati terlebih dulu. Jika tidak memungkinkan, tidak diperbolehkan untuk dijual hingga kondisinya memungkinkan," papar Harrey kepada Tim Sriwijaya Radio.

Reporter : Cek Rul
Editor : Cek Mar

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.