Header Ads

PEDAGANG : BANYAK HARGO YANG IDAK STABIL

Sriwijaya Radio, Palembang - Harga sembako dan kebutuhan lainnya seolah 'bersaing' dengan musim kemarau yang kian membuat lahan pertanian mengalami kekeringan.

Sebut saja jeruk kunci yang sempat mengalami kelangkaan, hingga menembus angka Rp 20 ribu, dari harga semula yang hanya Rp 12-15 ribu per kilo.

Hal ini dituturkan salah satu pedagang sayur di kawasan Pasar Km. 5 Palembang.

Selain jeruk kunci, rupanya bawang putih juga mengalami kenaikan sekitar Rp 2 ribu, dari harga Rp 18-20 ribu.

"Bawang merah stabil, tapi bawang putih naik, sama seperti cabe merah keriting dan rawit, naik 5 ribu dari semula Rp 50 ribu per kilo," kata Ani, pedagang lainnya.

Ani mengeluhkan sepinya pembeli jika harga naik.

"Kalau naik, ya sepi, paling masyarakat beli seperempat kilogram, sedikit-sedikit. Biasanya baru mau beli banyak kalau sudah turun lagi. Harga yang tidak stabil membuat pedagang hara-harap cemas," keluhnya.

Meski begitu, stok bawang putih di pasaran, seperti di kawasan Pasar Lemabang pagi tadi, terlihat sama seperti biasanya.

Sementara, daging ayam sudah mengalami penurunan bahkan sejak kemarin, yakni dari harga Rp 34 ribu menjadi Rp 33 ribu per kilo.

"Kalau sore, biar dagangan habis saya bisa jual Rp 30 ribu saja per kilo-nya," tukas Nini, pedagang ayam, ketika ditemui Tim Sriwijaya Radio di lapak dagangannya di kawasan Pasar Km. 5, Rabu (19/8). Penurunan harga ayam ini juga berlaku di Pasar Cinde dan Pasar Lemabang Palembang.

Tomat kecik/ tomat cherry atau dalam bahasa Palembang dikenal dengan Cung Kediro, juga mengalami penurunan, yakni seharga Rp 6-8 ribu per kilo, dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 12 ribu per kilo.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Syahrul Hefni mengatakan, pemerintah tetap mengontrol semua kebutuhan sehari-hari masyarakat, agar tidak terjadi lonjakan hebat.

Reporter : Cek Rul
Editor : Cek Mar

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.