Header Ads

BANK INDONESIA BUKA LAYANAN KAS TITIPAN DI BELITUNG

Sriwijaya Radio, Palembang - Sesuai Undang-Undang No.7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Bank Indonesia menyelenggarakan pelayanan perkasan di setiap satuan kerja kas berupa penerimaan setoran dan penarikan uang oleh bank-bank umum yang memiliki rekening di Bank Indonesia, serta pelayanan penukaran uang kepada masyarakat dan perbankan. Bank Indonesia juga menyediakan pelayanan kas di luar kantor berupa kas keliling, kas titipan dan kerjasama penukaran dengan pihak ketiga.

Oleh karena itu, pada Senin (8/6) kemarin diadakan pembukaan kas titipan yang ditandai dengan ditandatanganinya perjanjian kerjasama kas titipan, antara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sumsel, Hamid Ponco Wibowo dengan Kepala Bank Mandiri Cabang Tanjung Pandan, Rachmat Priyatna.

Pelayanan kas keliling dilakukan oleh Kantor Pusat dan hampir seluruh Kantor Perwakilan Dalam Negeri Bank Indonesia, baik yang berlokasi di pusat-pusat keramaian seperti pasar, pameran, dan perguruan tinggi, maupun kerja sama dengan institusi lain seperti dengan PT. Kereta Api Indonesia, dengan menyelenggarakan kegiatan kas keliling di stasiun Kereta Api.

Tak berhenti sampai disitu, kegiatan kas keliling juga dilakukan oleh Bank Indonesia di wilayah terpencil dan terdepan Indonesia yang bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Kementerian Sosial, serta dengan TNI – Angkatan Laut.

"Pelayanan kas titipan dilakukan oleh Bank Indonesia bekerjasama dengan bank umum di beberapa Provinsi di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan uang tunai terutama di daerah terluar dan memiliki prospek pertumbuhan ekonomi yang baik," kata Kepala Bank Indonesia  Perwakilan Sumsel, Hamid Ponco Wibowo.

Disampaikannya, hingga bulan Desember 2014, terdapat 29 lokasi layanan kas titipan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia bekerjasama dengan beberapa bank umum.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian Bangka Belitung sebagai salah satu daerah pertambangan dan tujuan wisata di Indonesia, Bank Indonesia membuka layanan kas titipan di Belitung,  pada hari Selasa, 9 Juni 2015 bertempat di Kantor Bank Mandiri Cabang Tanjung Pandan, Jl.Merdeka No.6, Tanjung Pandan.

Berdasarkan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Prov. Kep. Bangka Belitung, diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada triwulan I 2015 tercatat sebesar 4,10% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV 2014 yang tercatat sebesar 4,75% (yoy).

Namun, pencapaian tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera yang tercatat sebesar 3,53% (yoy). Dari sisi permintaan, perlambatan ekonomi tersebut terutama disebabkan melambatnya ekspor luar negeri yang disebabkan menurunnya nilai ekspor komoditas timah yang menjadi andalan Prov. Kep. Bangka Belitung akibat melemahnya perekonomian global.

Sementara, inflasi Provinsi Kepulauan Babel triwulan I 2015 tercatat semakin menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu dari 9,04% (yoy) menjadi 6,73% (yoy) yang didorong oleh penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kota Tanjung Pandan sebagai salah satu kota penghitung inflasi juga mencatatkan penurunan inflasi pada triwulan I 2015 yaitu dari 13,14% pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar 7,07% (yoy).

"Meski demikian, ditengah perlambatan pertumbuhan ekonomi, kinerja perbankan di Bangka Belitung masih dapat tumbuh positif sebagaimana tercermin dari meningkatnya aset perbankan sebesar 11,13% (yoy). Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan I 2015 mencapai Rp13,46 triliun atau tumbuh 9,99% (yoy) dan penyaluran kredit (berdasarkan lokasi proyek) mencapai Rp13,66 triliun atau tumbuh 19,58% (yoy). Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut diimbangi dengan masih terjaganya kualitas kredit dibawah 5% sebagaimana tercermin dari Rasio NPL yang sebesar 2,62%,"papar Hamid

Dari sisi transaksi pembayaran non tunai, baik kliring maupun RTGS di Bangka Belitung mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sejalan dengan arah pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung. Sementara dari sisi sistem pembayaran tunai, infllow tercatat sebesar Rp558,13 Miliar, sedangkan outflow tercatat sebesar Rp196,52 Miliar sehingga terjadi Net Inflow sebesar Rp361,61 Miliar.

Pada akhirnya, Bank Indonesia turut mendorong masyarakat Belitung untuk menggunakan sarana pembayaran non tunai dalam melakukan transaksi keuangan yang tentunya mudah, aman dan efisien seperti electronic money.  Hal ini sejalan dengan program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang dicanangkan oleh Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 14 Agustus 2014 yang lalu dalam rangka mewujudkan Less Cash Society (LCS).

Reporter : Cek Rul
Editor : Cek Mar

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.