Header Ads

ORGANDA SUMSEL : PENURUNAN HARGA BBM MEMBINGUNGKAN

Sriwijaya Radio, Palembang - Penurunan harga BBM juga turut menuai masalah, bukan hanya kenaikan harga saja. Terbukti, Organisasi Angkutan Daerah (Organda) Sumsel dibuat bingung dengan menurunnya harga BBM dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600 per 1 Januari lalu. 

"Dengan menurunnya harga BBM, tidak mungkin tarif angkutan kota ikut turun, mengingat penurunan harga tersebut hanya Rp 900 saja. Artinya, BBM masih naik Rp 1.100. Benar, tidak?," kata Zulfikri, Ketua Organda Sumsel kepada Tim Sriwijaya Radio, ketika dihubungi via telepon.
Sementara, masyarakat mulai mengeluhkan tarif angkot yang menurut mereka harus ikut turun. Zulfikri menambahkan, saat ini dirinya belum menerima ajakan untuk berdiskusi dengan Dinas Perhubungan Kota Palembang maupun Provinsi, meski sudah ada pernyataan dari Menteri Perekonomian bahwa permasalahan tarif angkot dikembalikan sepenuhnya ke Pemerintah Daerah masing-masing.

"Belum ada tindaklanjut soal permasalahan tarif. Mungkin jika isu per 1 Maret, harga BBM akan kembali turun, maka baru akan ditindaklanjuti," tambahnya. 
Sementara, terkait penurunan BBM, masyarakat juga mengeluhkan harga sembako yang tak ikut turun.

Isah (44),  salah satu pedagang warung nasi dikawasan Sukabangun Palembang menurutkan, omset per hari menurun dari Rp 500 ribu menjadi hanya Rp 200 ribu, karena sembako yang masih saja mahal.

"Seharusnya, BBM turun, sembako ikut turun. Ini malah gas 12 Kg yang naik. Untuk pedagang warung nasi seperti kami, sangat sulit mendapat untung. Sehingga saya terpaksa berjualan gado-gado dan menu lain supaya tetap memperoleh penghasilan," keluhnya.


Reporter : Cek Rul
Editor : Cek Mar
Diberdayakan oleh Blogger.