Header Ads

BMKG: Palembang Bakal Diguyur Hujan Ringan


SRIWIJAYA RADIO - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Sumatera Selatan memprakirakan kondisi cuaca di Kota Palembang, Senin (30/9/2013), masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan seperti beberapa hari sebelumnya.

Ibu kota provinsi Sumsel itu berpotensi hujan dengan intensitas ringan memiliki suhu udara berkisar 23--32 derajat Celsius, kelembapan udara berkisar 62--97 persen, kecepatan angin sekitar 30 kilometer per jam dengan arah angin menuju tenggara, kata Kasi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumsel Indra Purnama.

Selain Palembang, 11 kota lainnya di provinsi yang memiliki 15 kabupaten dan kota ini juga berpotensi hujan ringan, yakni Kota Baturaja, Kayu Agung, Muara Enim, Lahat, Sekayu, Pangkalanbalai, Martapura, Indralaya, Tebingtinggi, Pagaralam, dan Prabumulih.

Kota yang berpotensi hujan ringan itu diprakirakan memiliki suhu udara berkisar 22--32 derajat Celsius, kelembapan udara berkisar 63--98 persen, kecepatan angin sekitar 25 km/jam dengan arah angin sebagian besar menuju tenggara, kecuali Kota Lahat dan Martapura arah anginnya menuju selatan, serta Kota Tebingtinggi dan Pagaralam arah angin daerah ini menuju barat daya.

Pada penghujung September 2013 atau bulan keempat musim kemarau basah ini, kata dia, kondisi cuaca Kota Palembang dan 11 kota Sumsel lainnya secara umum seperti beberapa hari sebelumnya diprakirakan masih sering turun hujan dengan intensitas ringan, sedangkan kondisi cuaca satu kota berpotensi hujan sedang, serta dua kota lainnya berawan.

Satu kota yang diprakirakan hujan sedang, yakni Kota Muaradua memiliki suhu udara berkisar 21--30 derajat Celsius, kelembapan udara berkisar 66--98 persen, kecepatan angin sekitar 25 km/jam dengan arah angin menuju selatan.

Dua kota lainnya yang diprakirakan berawan, yakni Kota Musirawas dan Lubuklinggau memiliki suhu udara berkisar 23--32 derajat Celsius, kelembapan udara berkisar 64--97 persen, kecepatan angin sekitar 25 km/jam dengan arah angin menuju barat daya.

Dalam kondisi kemarau basah sekarang ini, titik api atau "hot spot" yang berpotensi mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan relatif kecil. Namun, harus tetap diwaspadai sehingga dapat diminimalkan timbulnya masalah kabut asap seperti tahun lalu yang mengganggu kesehatan, berbagai aktivitas masyarakat, dan penerbangan, katanya.



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.