Header Ads

Ulat Waren Serang Padi


SRIWIJAYA RADIO - Tanaman padi di tiga kecamatan yang ada di OKU Selatan terancam gagal panen maksimal tahun ini. Pasalnya, tanaman padi yang ada di tiga kecamatan itu kini diserang hama ulat waren.

Adapun tiga kecamatan yang area persawahannya diserang ulat waren adalah Kecamatan Buay Pemaca, Kecamatan Muaradua, dan Kecamatan Buana Pemaca. Dari pantauan di Desa Pendandan Muaraduya , sudah ada beberapa petak sawah yang tanaman padinya tampak layu kecokelatan.

"Yang cokelat itu layu karena diserang ulat waren. Hama itu sedikit sulit dibasmi karena ukurannya sangat kecil dan kami takut menyerang tanaman padi yang lain," kata salaha satu petani padi di Desa Pendandan Muaradua, Samsul, Minggu (30/6/2013).
Dari dua hektar sawah yang dikelola Samsul, hampir seperempatnya tanaman padinya sudah layu karena di serang hama ulat waren. Tanaman padi yang terserang hama berwarna cokelat dengan tinggi tanaman tak sampai lima sentimeter.

Dilanjutkan Samsul, tanaman padinya layu sejak dua pekan terakhir. Hampir seluruh tanaman padi yang layu karena diserang ulat waren berada di bagian tengah. Ini yang membuat Samsul dan petani lainnya kesulitan untuk mencari keberadaan hama yang ukurannya sangat kecil itu. Jika tidak dicari secara teliti, ulat waren tidak akan bisa dijumpai. Masih kata Samsul, tanaman padi yang diserang ulat waren biasanya masih berusia satu bulan. Jika tanaman sudah mengeluarkan biji padi, ulat waren tak mau menyerangnya sehingga tanaman yang sudah mengeluarkan biji padi aman.

"Akibat hama ini, produksi beras dari sawah kami tak bisa maksimal karena sudah ada yang tidak bisa panen. Kami hanya bisa berharap tak ada hama lain yang menyerang tanaman yang sudah berbiji," kata Samsul.

Samsul sudah coba mengatasi hama itu dengan membeli racun hama di pasar. Meski sudah berkurang, ulat waren di sawahnya tetap masih ada hingga saat ini.

Sama halnya dengan Samsul, petani yang ada di Desa Karet Kecamatan Buay Pemaca juga mengalami hal yang sama. Begitu juga dengan petani yang ada di Desa Simpang Kecamatan Buana Pemaca. Petani yang ada di dua kawasan itu juga mengalami kekurangan produksi beras tahun ini."Baru ini kami diserang hama ulat waren. Sebab itu, masih bingung mau mengatasinya dengan apa," kata Jack, seorang petani di Desa Simpang, belum lama ini.

Dari keterangan petani padi ini, mereka belum tahu pasti apa penyebab timbulnya ulat waren di tanaman padi mereka. Entah itu faktor cuaca atau lokasi sawah, para petani ini masih sibuk mencari kebenarannya.

"Padahal, kami sudah mempersiapkan stok beras untuk akhir tahun. Namun, bisa saja tak sampai karena konsumsi beras di bulan ramadhan dan Idul Fitri kemungkinan meningkat," keluh Samsul.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.