Header Ads

Sudah Mahal, Petai Menghilang dari Pasaran

SRIWIJAYA RADIO - Harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di Kota Lahat, mengalami kenaikan cukup drastis. Bahkan harga petai yang yang awalnya dijual sekitar Rp 10 ribu perikat, kini melonjak tinggi hingga Rp 35 ribu. Selain itu petai sudah sulit dicari dipasaran karena pedagang tidak ada yang menjual.

Dari pantauan, kamis (20/6/2013) di di Pasar Tradisional Modern (PTM) Serelo dan Pasar Lematang di Kota Lahat, harga sejumlah kebutuhan seperti bumbu dapur terus merangkak naik. Para pedagang menduga kenaikan yang terjadi, akibat imbas dari rencana pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Sehingga para distributor memilih lebih dulu menaikan harga, sebagai bentuk penyesuaian.

Harga cabai merah keriting yang beberapa hari lalu harganya cukup tinggi hingga Rp 35 ribu per kilogram, perlahan sudah menyentuh angka Rp 40 ribu per kilogram. Sementera cabai rawit juga mengalami kenaikan Rp 28 ribu per kilogram, padahal sebelumnya dijual sekitar Rp 25 ribu per kilogramnya. Sedangkan harga bawang putih masih cukup tinggi berkisar Rp 36 ribu, dan bawang merah Rp 17 ribu perkilogram.

Kenaikan cukup tinggi dialami petai yang dijual hingga Rp 35 ribu per ikatnya. Padahal biasanya para pedagang hanya menjual sekitar Rp 10 ribu perikat yang berisi enam tangkai. Selain mahal lalapan yang cukup banyak digemari tersebut juga sangat sulit didapatkan, karena para pedagang enggan menjual khawatir tidak ada yang beli. Jika pun ada itu hanya stok lama dan langsung ludes pada pagi hari.

"Kami juga bingung, harga petai kok malah naik. Tadi saya punya dua ikat, tapi dagangan baru buka udah dibeli orang. Katanya barangnya susah dicari," ujar Saina (46), pedagang sayur mayur di PTM Serelo.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.