Header Ads

3 Penyebab Fenomena Banjir Pasang di Palembang


SRIWIJAYA RADIO - Fenomena banjir rob atau banjir yang disebabkan luapan air Sungai Musi kawasan Palembang akhir-akhir ini berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun SMB II Palembang, akibat terjadinya tiga fenomena utama.

"Pertama disebabkan oleh terjadinya hujan yang cukup lebat pada kawasan hulu anak Sungai Musi. Seperti Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Lematang, dan beberapa sungai lain. Sehingga air bermuara ke Sungai Musi dan melewati kawasan Palembang untuk bermuara ke Selat Bangka," ungkap Kasi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun SMB II Palembang, Agus Santosa, kepada Sripoku.com, Jumat (1/2/2013).

Fenomena kedua, terjadinya bulan besar yang menyebabkan pasang di kawasan Palembang sehingga membuat air tertahan menuju ke laut.

Kemudian fenomena ketiga, adanya tekanan rendah pada Australia utara. Ini menyebabkan terjadinya angin kencang yang menimbulkan gelombang tinggi pada beberapa perairan di kawasan selatan Indonesia. Tidak terkecuali Selat Bangka. Sehingga terjadi gelombang tinggi yang menyebabkan tertahannya air dari sungai bermuara ke laut.

"Terjadinya fenomena ini yang bersamaan menyebabkan terjadinya banjir besar yang biasa terjadi setiap 5 tahun sekali. Fenomena ini pun masih diperkirakan akan terjadi hingga awal Maret sehingga warga diharapkan lebih waspada," ujar Agus.

Dijelaskan Agus selain hujan lebat di dusun sekitar Palembang, juga fenomena besar pada Februari ini.

"Kedudukan purnama Bulan-Bumi-Matahari yang sejajar. Kalau siang daya gravitasi matahari, dan kalau malam daya gravitasi bulan yang menarik air," terangnya.

Lalu gelombang laut di Selat Bangka yang tinggi mencapai lebih dari 2 meter.

"Sebenarnya kalau curah hujan sekarang sudah berkurang. Tapi nanti akan nambah lagi. Ini fluktuatif tergantung pasang surut," jelasnya.

Agus memperkirakan setelah bulan Maret kedudukan matahari sudah jauh dari ekuator. Tepatnya 21 Maret itu berada di titik nol derajat.

"Kita lihat daya tariknya. Kalau kedudukan bulan masih. Amannya kalau sudah curah hujannya kecil. Paling amannya nanti pas musim kemarau Mei-Oktober. Posisi matahari di belahan utara. Paling surut tidak ada air hujan dan gaya tarik berkurang dibanding Februari. Tapi tidak amannya, ini bulan api, kemarau sering terjadi kebakaran hutan," tandasnya.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.