Header Ads

BAHASA DAERAH TIDAK ADA NILAI EKONOMI


Kepala Balai Bahasa Sumsel, Aminullatif, S.E M.Pd

Sriwijaya Radio-Palembang.  Banyak masyarakat Sumatera Selatan terutama kalangan remaja tidak begitu suka menggunakan bahasa ibu atau bahasa daerah mereka, karena dianggap tidak ada nilai dalam segi ekonomi dan politik. Hal itulah yang menyebabkan bahasa daerah semakin tidak populer di jaman sekarang ini, dan banyak orang yang lebih memilih mempelajari bahasa asing ketimbang bahasa leluhur mereka.  Kepala Balai Bahasa Sumsel, Aminullatif, S.E, M.Pd mengatakan , kalau pihaknya bekerja keras untuk terus bisa melestarikan bahasa daerah dengan cara membuat kamus bahasa daerah, meskipun tugas Balai Bahasa adalah pembinaan bahasa Indonesia “ sedih memang kalau melihat generasi sekarang, mereka lebih mempelajari bahasa asing ketimbang bahasa ibu, seharusnya ini menjadi perhaian serius pemerintah daerah,soalnya bahasa ibu itulah yang menjelaskan asal usul kita” jelasnya.  Ia juga mengatkan banyaknya orang yang mengangap bahasa daerah ini tidak mendukung dalam segi ekonom , dan yang menggunakan bahasa daerah dianggap tidak kekinian menjadikan orang semakin enggan belajar bahasa daerah mereka. “ pelestarian bahasa daerah itu tugas utama pemerintah daerah, kalau Balai Bahasa hanya memberikan dukungan SDM” ungkapnya.  Menurut nya di  Sumatera Selatan baru OKU Timur dan Pagaralam yang berinisiatif menjadikan bahasa daerah sebagai salah satu muatan lokal di sekolah, sementara kabupaten kota yang lain belum terlihat gerakannya.  “kebijakan pemerintah ini belum ada untuk peelstarian budaya, kalau sudah ditegaskan dan di wajibkan setap sekolah sekabupaten kota menjadikan bahasa daerah kurikulum, tentunya bahasa daerah akan terus lestari di masyarakat” katanya. C’Mar

Diberdayakan oleh Blogger.