Header Ads

MASJID SULTAN AGUNG NO 5 TERTUA DI PALEMBANG


Sriwijaya Radio, Palembang- I Ilir Palembang, kawasan pinggiran sungai Musi ini benar-benar terasa sekali nuansa perkampungan warga asli Palembang, banyak terlihat rumah-rumah kayu bentuk limas, dan juga aneka makanan tradisional kota Palembang juga tampak terlihat di depan rumah warga, terlebih bulan puasa seperti saat ini, hampir bisa dikatakan makanan khas kota Palembang ragit, pempek, serikaya dan kojo dijual oleh warga 1 Ilir dengan harga yang murah. Di daerah1 Ilir, tempat pertama yang kami datangi yaitu Masjid Sultan Agung, ternyata menurut pengurus masjid Ahmad Fauzi KH Zawawi, masjid Sultan Agung ini salah satu masjid tua di Palembang, dibangun tahun 1950.


Masjid ini berada di atas tanah seluas 1500 meter persegi, dibagun oleh warga setempat dan sesepuh Ki Abunawar, dengan dana swadaya. Meski termasuk salah satu masjid tertua, sayangnya menurut Ahmad Fauzi, di masjid ini tidak ada yang asli lagi “ dulunyo masjid ini kayu, cuma kerno la tuo tadi dan kayu banyak lapuk jadi di buat pecak ini, makonyo biso di katoke katek lagi bangunan tuonyo” , jelasnya.


Di area masjid ini ternyata ada makam Sultan Agung Komarudin Sri Teruno, yang merupakan sultan Palembang memerintah pada tahun 1714 – 1724 m. Kondisi makan cukup terawat, bahkan makam-makam lain yang ada di areal tersebut juga sangat rapi. Ahmad Fauzi selaku pengurus masjid dan makan ini menjelaskan kalau mereka rutin melakukan perawatan, dengan membersihkan areal makam, maklum makam Sultan Agung Komarudin Sri Teruno ini banyak pengunjungnya, baik warga Palembang , luar kota seperti daerah Jawa, hingga pengunjung dari Malaysia , Singapura dan Berunai Darussalam. Menurut Fauzi makam ini kalau malam penerangannya sangat minim, untuk itulah pihaknya sudah mengajukan permohonan kepada pemerintah kota Palembang untuk membantu urusan penerangan, tetapi sampai saat ini belum ada . “ banyak yang dateng kesini, terutamo pecak bulan puaso , cuma itu dio, ini kan makan besejarah tapi kami ni saro nian mintak samo pemerintah untuk nerangke makam ini, dak tau ngapo, padahal la di ajuke lamo” ungkapnya. Ia berharap pemerintah kota Palembang memberikan perhatian terhadap masjid Sulatan Agung dan makam Sultan Agung Komarudin Sri Teruno, karena masjid dan makan tua ini salah satu kawasan bersejarah di kota Palembang yang bisa dijadikan untuk pengembangan pariwisata rohani di kota Pempek.



Setelah mengunjungi masjid tersebut, kami juga mendatangi kawasan pemakaman lainnya di daerah Sei Buah, di sana, kami mendatangi kawasan situs Ki Gede Ingsuro dan beberapa makam bersejarah lainnya.
Diberdayakan oleh Blogger.