ASUPAN GIZI UNTUK ANAK SD
Sriwijaya Radio, Palembang - Sebanyak
3800 siswa Sekolah Dasar (SD) di Kota Palembang akan diberikan asupan
gizi yang tinggi lewat makanan. Rabu (18/3), karena itu Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan (BPMK) melakukan pelatihan memasak
makanan yang bergizi untuk siswa tersebut.
Kepala BPMK, Heri Aprian mengatakan, kegiatan ini sudah dilakukan tiga tahun sebelumnya dengan tujuan untuk memberikan asupan gizi yang baik untuk siswa SD, serta untuk memotivasi anak SD agar lebih rajin bersekolah.
"Dalam kegiatan ini kami juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dispora), Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) serta tenaga ahli masak di SMK di Kota Palembang," katanya.
Dijelaskannya, nantinya para pelatih ini akan melatih para kader sekolah bagaimana cara membuat makanan yang enak dan bergizi tinggi bagi anak sekolah. Makanan ini sendiri juga nantinya akan diperbantukan
melalui kepala sekolah dan akan dibagikan kepada anak didiknya.
"Pembagian makanan ini akan dilakukan 3 kali seminggu selama 1 tahun," terangnya.
Ia menerangkan, pihaknya nanti akan memberikan bantuan bukan langsung berupa makanan, namun berupa bahan pokok seperti terigu, ubi, lalu juru masak yang akan membuat makan tersebut.
"Pemberian makanan berasupan gizi ini sendiri dikhususkan untuk sekolah yang ada dipinggiran yang sulit untuk dijangkau contohnya, SD yang berada di Pulokerto, disana ada sekolah yang hanya dapat ditempuh melalui perahu," ujarnya.
Sementara itu, Kabid PAPSB-PKK anak dan remaja, Ikhsan Tosni mengatakan kegiatan ini dilakukan selama 2 hari dengan narasumber yaitu ahli gizi, dan BPMK untuk laporan dan melibatkan ahli masak.
"Untuk pengajar masak sendiri kami mendatangkan dari SMK, ahli gizi dan lain sebagainya," ujar Kabid BPMK ini.
Nantinya, makanan yang dikemas ini memiliki gizi yang tinggi, mengingat kondisi siswa disekolah saat ini masih dinilai kurang gizi. "Untuk anggarannya sendiri menggunakan APBD satu tahun," terangnya.
Ia menambahkan, pihaknya telah mengganggarkan per anak yaitu Rp 1,500. Anggaran tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun kemarin yaitu hanya Rp 900. "Nilai ini masih dibawah standar nasional yaitu Rp 2.500. Kedepan anggaran ini lebih ditingkatkan kembali," pungkasnya.
Kepala BPMK, Heri Aprian mengatakan, kegiatan ini sudah dilakukan tiga tahun sebelumnya dengan tujuan untuk memberikan asupan gizi yang baik untuk siswa SD, serta untuk memotivasi anak SD agar lebih rajin bersekolah.
"Dalam kegiatan ini kami juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dispora), Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) serta tenaga ahli masak di SMK di Kota Palembang," katanya.
Dijelaskannya, nantinya para pelatih ini akan melatih para kader sekolah bagaimana cara membuat makanan yang enak dan bergizi tinggi bagi anak sekolah. Makanan ini sendiri juga nantinya akan diperbantukan
melalui kepala sekolah dan akan dibagikan kepada anak didiknya.
"Pembagian makanan ini akan dilakukan 3 kali seminggu selama 1 tahun," terangnya.
Ia menerangkan, pihaknya nanti akan memberikan bantuan bukan langsung berupa makanan, namun berupa bahan pokok seperti terigu, ubi, lalu juru masak yang akan membuat makan tersebut.
"Pemberian makanan berasupan gizi ini sendiri dikhususkan untuk sekolah yang ada dipinggiran yang sulit untuk dijangkau contohnya, SD yang berada di Pulokerto, disana ada sekolah yang hanya dapat ditempuh melalui perahu," ujarnya.
Sementara itu, Kabid PAPSB-PKK anak dan remaja, Ikhsan Tosni mengatakan kegiatan ini dilakukan selama 2 hari dengan narasumber yaitu ahli gizi, dan BPMK untuk laporan dan melibatkan ahli masak.
"Untuk pengajar masak sendiri kami mendatangkan dari SMK, ahli gizi dan lain sebagainya," ujar Kabid BPMK ini.
Nantinya, makanan yang dikemas ini memiliki gizi yang tinggi, mengingat kondisi siswa disekolah saat ini masih dinilai kurang gizi. "Untuk anggarannya sendiri menggunakan APBD satu tahun," terangnya.
Ia menambahkan, pihaknya telah mengganggarkan per anak yaitu Rp 1,500. Anggaran tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun kemarin yaitu hanya Rp 900. "Nilai ini masih dibawah standar nasional yaitu Rp 2.500. Kedepan anggaran ini lebih ditingkatkan kembali," pungkasnya.