Header Ads

Petani Padi Binaan BI Wilayah VII Di Panggil Presiden



Inilah Abdul Kodir warga Desa Sumber Suko, Kecamatan Belitang , Kabupaten OKU Timur, tanggal 17 Agustus 2014, diminta Presiden untuk datang keistana negara.  Kedatangan Abdul Kodir yang merupakan petani Padi Organik binaan Bank Indonesia Wilayah VII ke istana untuk mendapatkan penghargaan sebagai petani  teladan yang mewakili Provinsi Sumsel.
Kodir bapak 3 anak ini, tahun 2012 di ajak bergabung oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII, untuk menjadi peserta Program Klaster Padi Organik OKU Timur.  Karena kegigihan dan keuletan  mengembangkan padi organik, saat ini Abdul Kodir  dan kelompoknya bisa dikatakan sebagai petani mandiri. Dengan menggunakan pola tanam System Of Rice Intensification atau SRI, padi organik dari 120 hektar yang ada 99 hektar sudah bisa menghasilkan padi organik yang baik, dan panen 3 kali setahun.  Dengan berbekal pengetahuan dan keterampilan serta fasilitas dari tenaga pendamping, Kodir bersama kelompok taninya juga sudah berhasil membuat pupuk organik cair (POC).  Pupuk ini selain digunakan sendiri, saat ini  dikemas secara komersial untuk dijual kepada petani lainnya.  Berbekal  jiwa enterpreneur Kodir dan rekan-rekannya sekarang  setiap tahun mengembangkan usahanya, dan hasilnya   bisa menambah pundi-pundi rupiah yang berdampak baik bagi ekonomi keluarga.
Miko Bayu Aji  Sekretaris Keuangan  UMKM Kantor Perwakilan BI Wilayah VII mengatakan, BI sangat bangga dengan terpilihnya Petani binaan BI mewakili sumsel untuk datang ke istana negara bertemu Presiden Indonesia.  Ia mengatakan Abdul Qodir terpilih karena kerja kerasnya mengembangkan padi organik yang sehat bagi masyarakat. bahkan saat ini karena ketekunannya memberikan penyuluhan soal padi organik, sejak dibentuk tahun 2012 lalu ,membuat banyak petani yang ingin bergabung, sekarang  BI sudah memiliki 271  petani binaan, yang menyebar di wilayah OKU Timur
Di Sumatera Selatan, beras memiliki bobot inflasi tertinggi yaitu sebesar 4,86  persen.  Permasalan yang sering muncul adalah kurangnya  produksi beras sehingga pasokan di pasar tidak begitu terpenuhi, yang meyebabkan harga menjadi tinggi, maka dari itu saat ini pemerintah sedang menggalangkan peningkatan produksi beras.
Padi organik , menjadi sorotan utama Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII, untuk mendukung program pemerintah, maka dari itulah BI bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten OKU Timur terus memajukan pertanian, bahkan agar lahan pertanian tetap baik, dalam perkembangan klaster padi organik,  pola SRI  dan menggunakan   pupuk kompos yang di utamakan. Dengan demikian lahan pertanian akan tetap aman, dan hasil panen yang di dapat akan meningkat.
Di sini BI tidak hanya membantu di sektor kredit UMKM saja, tetapi juga membantu dalam pemasaran.  Tahun 2013-2014 melalui 9 kelompok tani, padi organik sudah produksi 8,53 ton GKP/Ha.  Menurut Miko beras dari padi organik, saat ini  hanya dipasarkan untuk masyarakat Belitang saja, kedepan melalui pengembangan kredit UMKM , di harapkan beras organik bisa di pasarkan di supermarket, "kalau sekarang beras dari padi organik baru dipasarkan di koperasi Pusri, Koperasi PT Semen Baturaja, mudah mudahan kedepan beras organik Belitang bisa ada di supermarket dan Mall besar di Palembang" ungkapnya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.