Pengerjaan Underpass Patal-Pusri Slow-Down
SRIWIJAYA
RADIO - Land Clearing
pengerjaan underpass Simpang Patal-Pusri ini diresmikan Gubernur Sumsel Ir H
Alex Noerdin SH tepat sebulan yang lalu, 30 Agustus 2013. Saat ini proyek yang
diharapkan segera bisa mengurai kemacetan pengerjaannya slow-down. Belum
maksimalnya ini lantaran masih 20 persen lahan belum selesai pembebesan. Wajar
saja tidak terlihat kesibukan pekerja di lokasi proyek.
"Kita
bekerja sebetulnya secara rutin. Kembali aktivitas semula kita akan laksanakan
2 Oktober, ini menyangkut di Palembang sedang digelar event ISG (Islamic
Solidarity Games). Supaya tamu-tamu kita tidak terganggu terutama apabila kita
bekerja full itu kita takutkan pasti ada material-material tanah yang mengotori
jalan. Kemudian pohon-pohon yang kita tebas atau kita potong itu juga
mengurangi keindahan daripada kota ini. Yang bagian Jl R Sukamto banyak
pohon-pohon yang mesti ditebang menunggu selesai event ISG. Target kita seminggu
pohon bisa selesaikan. Karena ramai. Tanggal 2 Oktober 2013 baru bisa
dikerjakan," kata Project Manager Underpass Patal-Pusri PT Waskita Karya,
Loly Hendro ketika dikonfirmasi, Senin (30/9/2013).
Meski
terlihat terhenti pengerjaan, namun masih ada beberapa pekerja masih
mengerjakan lubang saluran underpass. Hanya saja pengerjaan ini terlihat
terputus-putus tidak sekaligus memanjang.
"Sebetulnya
sudah mulai, hanya saja tidak sprontal. Mulai tanggal 2 Oktober 2013, kami
mulai melaksanakan di lapangan. Yang paling memegang peranan penting di proyek
underpass ini adalah drainase. Jadi saluran sepanjang jalan R Sukamto-AKBP Cek
Agus. Jadi kalau saluran itu bisa selesai, Insya Allah pekerjaan ini bisa
lancar. Namun di sini kami sampaikan ada beberapa kendala-kendala mengenai
banyaknya pembebasan-pembebasan lahan yang belum terselesaikan. Pembebasan
sangat berpengaruh sekali terhadap kelancaran pekerjaan kita. Karena kalau
saluran itu tidak jadi, kami tidak bisa buat ditur atau jalan pengalihan
sehingga kami tidak bisa membuat underpass itu sendiri," kata pria asal
Yogyakarta ini.
Loly
juga menyebutkan tanaman yang belum dipangkas sepanjang Patal-Hotel Novotel.
Begitu juga dengan lahan warga yang belum dibebaskan, menurut Loly hampir
menyeluruh titik.
"Hampir
menyeluruh. Hanya dia loncat-loncat. Sedangkan pekerjaan kita ini harus secara
keseluruhan selesai. Jadi yang kita selesaikan saat ini bagian yang sudah
dibebaskan langsung kita kerjakan. Kami sudah tertunda dua bulan. Harusnya kami
begitu menerima pekerjaan, kami mendapat serah terima lahan sudah bebas semua.
Jadi dari saat ini kami sudah terlambat dua bulan. Mudah-mudahan bisa
dipercepat. Target pelaksanaan dikerjakan 530 hari. Diperkirakan akan selesai
akhir Desember 2014. Kalau pembebasan 2014 awal, kami optimis sebelum akhir
2014 bisa selesai," janjinya.
Sejak
Land clearing yang diresmikan Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin SH, pekerja
menyiapkan saluran underpass. Apabila sudah terbangun saluran, baru pekerjaan
bisa masuk ke dalam. Underpas sepanjang 1.500 meter dengan penggalian. Detur
selesai baru dipasang pagar pengaman. Mobil bisa dilewatkan.
Saluran
ini sendiri sepanjang underpass 400 meter, sehingga air dari samping-samping
akan keluar dari saluran. Begitu air turun ke bawah menuju sampit reservoar,
ada kolam tampungan. Dipompa ke saluran pembuangan kiri dan kanan.
"Pompa
ini akan berlangsung selamanya. Akan ada genset apabila mati lampu. Bisa
tenggelam 5,6 meter tinggi ruang bebas. Kedalaman saluran 5 meter.
Mudah-mudahan 2014 tuntas. Untuk utilitas pemindahan PLN belum. Sudah ada
rencana, tapi belum. Pipa gas setiap hari. Operator seluler belum ketemu. Akan
menghambat. Sekarang belum terlihat. Nanti kalau sudah pembebasan akan terlihat
fiber opticnya. Indosat, XL, Telkom," kata Loly.
Salah
seorang warga yang mengaku belum mendapat ganti rugi antara lain Taufik (57).
Warga Celentang ini mengaku tanahnya di depot bunga depan JM Kenten Jl Residen
A Rozak hingga kini belum dibayar.
"Belum
ada ganti 20X15 janji kumpul di Camat ada ganti rugi. Sudah di urus Pak RT. Di
Kantor Lurah 8 Ilir tidak ada penggantian. Apalagi kita ada surat. Yang
sudah-sudah tidak ada ganti rugi. Rencananya kalau dibangun diganti. Saya
dekatan dengan Jaksa Agung Basri Arief di Muaraenim. Aku serahkan dengan Pak
Basirun, kakaknya Pak Basri Arief. Ini masa depan aku," protes Taufik.
Masyarakat
pengguna jalan pun berharap agar pembangunan proyek underpass Simpang
Patal-Pusri ini agar segera diselesaikan dan mampu mengurai kemacetan.
"Kalo
kito sebagai warga Palembang senang sekali dibangunkan apa namnya itu
underpass. Kita bangga malahan sekarang lagi dibangunkan satu lagi flyover di
Simpang Jakabaring. Mudah-mudahan ini bisa membantu mengurangi beban kemacetan.
Tahu sendiri terutama kalau pada sore hari baik itu dari arah Polda, arah Kenten
Laut, Golf, maupun Pusri antrean lampu merahnya panjang sekali," kata Kiki
warga Sukarami.
Tidak ada komentar
Posting Komentar