Header Ads

Harga Beras di Empatlawang Terus Merangkak Naik


SRIWIJAYA RADIO - Harga beras di Kabupaten Empatlawang terus meranjak naik sejak beberapa hari terakhir. Warga semakin terhimpit dengan naiknya harga bahan pokok ini.

Menurut Ruslan, seorang pedagang beras di Pasar Tebingtinggi, selama sepuluh hari belakangan ini sudah tiga kali naik, kenaikan antara seribu hingga dua ribu rupiah per kilogram. Diantaranya, harga beras C4 sudah berada pada kisaran Rp 8.900 dari Rp 8.700 per kilogram. Bahkan sudah ada yang menembus Rp 9.000 per kilogram. Sedangkan untuk beras Cimanuk naik menjadi Rp 9.700 sebelumnya Rp 9.500 per kilogram. Kemudian harga jual beras di warung atau beras standar dengan harga Rp 8.800 per kilogram.

"Sepekan lalu beras kualitas standar dijual Rp 8.100 per kilogram. Begitu juga dengan harga beras lainnya, yang semuanya terus merangkak naik," ungkapnya.

Hal senada dikatakan Jamal (34), pedagang beras lainnya, harga beras naik sekitar Rp 50 per kilogram sejak Jumat pekan lalu, sedangkan harga gabah naik sekitar Rp 100 per kilogram.

Saat ini, harga beras C4 kualitas pertama di tingkat penggilingan padi mencapai Rp 6.650 per kilogram, sedangkan harga beras C4 kualitas kedua sekitar Rp Rp 6.500 per kilogram.

"Bahkan saat ini, para pedagang beras harus berburu berebut untuk mendapatkan beras. Kalau tidak, pedagang keburu tidak mendapatkan pasokan beras," jelasnya.

Kendati harga beras dan gabah naik, sejumlah petani mengaku tidak menikmati kenaikan harga tersebut. Muhidin (36), petani di Kecamatan Pasemah Air Keruh (Paiker) mengatakan, harga gabah kering giling di wilayahnya naik dari Rp 4.000 per kilogram menjadi Rp 4.200 per kilogram, sedangkan harga gabah kering panen naik dari Rp 3.000 per kilogram menjadi Rp 3.100 per kilogram hingga Rp 3.200 per kilogram.

"Kenaikan harga tersebut tidak bisa dinikmati sebagian besar petani. Karena kenaikannya di tingkat petani tidak begitu signifikan," katanya.

Sementara sejumlah petani di Kecamatan Pendopo mengaku, juga tidak begitu menikmati kenaikan harga tersebut, karena meskipun harga naik, namun beras boleh dikatakan tidak ada. Pasalnya, panen musim kali ini tidak berhasil, akibat serangan hama tikus.

"Sebagian besar areal persawahan petani gagal panen, karena dirusak hama tikus. Meskipun harga naik, namun tidak mengembalikan modal pengelolaan sawah, ya banyak juga yang memilih tidak menjual, karena untuk stok," kata Zamil, salah seorang petani.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.