Header Ads

2014, Inflasi Capai Titik Nadir Tembus 7,7 Persen


SRIWIJAYA RADIO - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang didorong mepetnya puasa hingga lebaran ternyata akan mendongkrak inflasi tinggi. Bahkan kepala Divisi Inflasi memproyeksikan pada tahun 2014, mendatang inflasi akan melonjak hingga 7,7 persen dari angka normalnya 7,2 persen.

Hal ini, merupakan titik inflasi tertinggi sejak lima tahun terakhir. Bahkan kondisinya seperti berbalik kembali ke era tahun 2005an dimana kala itu tingkat inflasi di indonesia membengkak hingga diangka 10,5 persen. Kondisi tersebut dijabarkan Kepala Divisi Inflasi, Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Arief Hartawan saat diskusi dengan Wartawan Ekonomi Bisnis Sumsel (WEBS) di kantor perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII, Jumat (5/7/2013).

Dikatakan, membengkaknya tingkat inflasi karena dorongan kenaikan sejumlah bahan baku, bahan pokok, transportasi dan sektor industri setelah diterapkannya kenaikan BBM, pertengahan Juli, lalu. Dia menyebut, kondisi ini adalah dampak jangka panjangnya. "Karena dampak kenaikan BBM itu terasa setelah dua-tiga tahun pasca diumumkannya kenaikan harga. Puncaknya akan terjadi pada tahun kedua,"katanya.

Sesuai perhitungan dan riset timnya, batas normal inflasi ditahun 2014, seharusnya berada dikisaran 7,2 persen, namun setelah dihitung kembali, nilai inflasi bisa membengkak capai 7,7 persen. "Ini karena banyak faktor produk yang melakukan penyesuaian harga setelah harga BBM naik, entah itu transportasi, bahan makanan, industri. Semuanya akan naik, dampak tertingginya baru akan terasa pada 2014, nanti,'katanya. Makanya dia memgimbau agar tiap wilayah membentuk tim pengendali inflasi agar kenaikannya bisa ditekan. "Perlu dibuat tim pengendali inflasi tiap wilayah, agar bisa menekan laju inflasi di masing-masing daerah, karena potensi masing-masing daerah itu kan berbeda-beda dan tidak bisa disamaratakan,"katanya.

Namun tingginya inflasi, lanjut dia, tidak akan berlamgsung lama. Karena masyarakat akan melakukan penyesuaian sendiri. Paling tidak, pada triwulan ketiga tahun 2014, angka inflasi akan kembali normal. "Tapi masyarakat tidak perlu cemas, karena inflasi akan kembali stabil pada triwulan ketiga,'katanya.

Sementara perkiraan inflasi di Palembang pada Juli diperkirakan meningkat, capai 1,45 persen dan 5,77 persen secara yoy. Ini terjadi karena dampak lanjutan kenaikan harga BBM dan Tarif Tenaga Listrik (TTL) serta faktor musiman liburan sekolah dan lebaran. Adapun faktor penahan laju inflasi adalah harga beras yang diperkirakan stabil, yang didukung baiknya pasokan ke kota Palembang.

Panen beras sendiri sudah terjadi sejak Maret-April yang berimplikasi meningkatnya pasokan beras. Selain itu, lanjut dia. Bank Indonesia dan Pemerintah Indonesia juga terus berkoordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) , pihaknya siap melakukan langkah antisipasi sebelum Ramadhan dengan mengambil langkah tegas, diantaranya pengendalian ketersediaan kebutuhan bahan pokok, mendukung kelancaran penyaluran raskin secara tepat waktu, pemantauan perkembangan harga serta melakukan kunjungan ke distributor dan pasar. "Puncaknya juga akan didorong pelaksanaan operasi pasar, bazar mura bahan pokok hingga ke pelosok daerah,'katanya.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.