Header Ads

Masih Diguyur Hujan Meski Masuki Musim Kemarau


SRIWIJAYA RADIO - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumsel memprakirakan wilayah provinsi berpenduduk sekitar 8,5 juta jiwa ini masih banyak hujan, meskipun periode Juni 2013 mulai memasuki kemarau.

“Hari ini saja ada delapan kota dari 15 kabupaten/kota di Sumsel berpotensi turun hujan dengan intensitas ringan, sedangkan tujuh kota lainnya diprakirakan berawan,” kata Kasi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumsel, Indra Purnama di Palembang, Senin (3/6/2013)

Kedelapan kota yang diprakirakan berpotensi hujan dengan intensitas ringan, yakni Kota Kayuagung, Muaraenim, Musirawas, Sekayu, Pangkalanbalai, Indralaya, Palembang, dan Prabumulih.

Kota-kota ini memiliki suhu udara berkisar 24-32 derajat celcius, kelembaban udara berkisar 60-96 persen, kecepatan angin sekitar 25 kilometer per jam dengan arah angin cukup variatif seperti Kota Kayuagungg dan Indralaya arah anginnya menuju Tenggara.

Kemudian Kota Muaraenim dan Prabumulih arah angin daerah ini menuju selatan, Kota Musirawas dan Palembang arah anginnya menuju barat daya, serta Kota Sekayu dan Pangkalanbalai arah angin daerah ini menuju Timur laut.

Sedangkan ketujuh kota lainnya yang kondisi cuacanya diprakirakan berawan, yakni Kota Baturaja, Lahat, Martapura, Muaradua, Tebingtinggi, Pagaralam, dan Lubuklinggau. Beberapa kota ini memiliki suhu udara berkisar 23-33 derajat celcius, kelembaban udara berkisar 58-96 persen, kecepatan angin sekitar 25 kilometer per jam dengan arah angin sebagian besar menuju barat daya, kecuali Kota Martapura dan Muaradua arah anginnya menuju Tenggara, Kota Pagaralam arah anginnya menuju selatan dan Kota Lubuklinggau arah angin daerah ini menuju barat.

Provinsi yang memiliki 8,6 juta jiwa ini, ungkap Indra, periode Juni 2013 mulai memasuki musim kemarau, namun masih terdapat cukup banyak hujan atau sering disebut kemarau basah.

“Kemarau basah disebabkan karena terjadi fenomena La Nina lemah dan hangatnya temperatur perairan Indonesia yang menyebabkan masih tersedianya uap air,” katanya seraya menambahkan, kemungkinan terjadinya titik api (hotspot) kecil, namun harus tetap diwaspadai.

“Kewaspadaan tinggi diharapkan pada musim kemarau tahun ini bisa dihindari atau paling tidak diminilasir timbulnya masalah kebakaran hutan dan lahan pertanian serta kabut asap,” jelasnya.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.