Header Ads

Jelang Ramadan, Harga Cabai Melonjak


SRIWIJAYA RADIO - Memasuki bulan ruah, harga cabai di Pasar Tradisional Muaradua (PTM) Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) mengalami lonjakan harga. Namun, lonjakan harga yang terjadi dirasa masih normal, yakni mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 6 ribu.

Dari keterangan salah satu pedagang cabai di pasar, Yati, harga cabai merah matang per kilogramnya seharga Rp 30 ribu. Sebelumnya cabai merah Rp 25 ribu per kilogramnya. Sementara untuk cabai merah yang belum matang, Yati menjualnya Rp 15 ribu yang semula seharga Rp 10 ribuan.

"Kalo cabai hijau harga per kilogramnya Rp 24 ribu. Sebelumnya, saya jual Rp 18 ribu," kata Yati, Jumat (14/6/2013).

Ditambahkan Yati, salah satu alasan mengapa harga cabai mengalami lonjakan karena semakin banyaknya pembeli cabai. Lonjakan pembeli ditengarai terjadi karena sudah memasuki bulan ruah, yang sudah berlangsung sejak pekan lalu. Diakui Yati, begitu masuk bulan ruah, harga cabai spontan ikut naik.

"Ya karena sudah bulan ruah jadi pembelinya banyak. Mungkin itu jadi alasan harga cabai naik," kata Yati.

Selain alasan sudah memasuki bulan ruah, alasan lain mengapa harga cabai mengalami lonjakan karena adanya kenaikan harga dari petani cabai. Diungkapkan Yati, harga cabai merah dari kebun sekitar Rp 25 ribu. Padahal, sepekan silam, harga dari petani cabai masih Rp 20 ribu. Begitu juga dengan cabai hijau, yang sepekan silam dihargai Rp 13 ribu per kilogram kini sudah menjadi Rp 18 ribu per kilogram.

"Saya tidak tahu mengapa petani cabai menaikkan harga. Padahal ,tidak ada gangguan dengan cuaca. Kami hanya mengimbangi harga dari mereka. Kalau tidak ikut naik, kami tidak dapat untung," kata Yati.

Menyikapi tingginya harga cabai di Palembang, yang mencapai angka Rp 40 ribuan per kilogram, Yati menganggap wajar-wajar saja. Pasalnya, kebanyakan pedagang cabai di Palembang mengambil stok cabai dari beberapa desa yang ada di OKUS. Jika ditambah dengan ongkos pengangkutan dan lain macamnya, Yati menganggap wajar harga cabai di Palembang tembus Rp 40 ribuan.

"Kami pedagang belum tahu apakah harga akan naik lagi, tetap, atau turun. Kami hanya berpatokan pada harga yang dipasang petani," kata Yati.

Namun, ada juga bahan-bahan dapur yang tidak mengalami lonjakan harga memasuki bulan ruah. Salah satunya adalah tomat ceri. Malah, menurut penuturan Yeti, harga tomat ceri mengalami penurunan.

"Harganya turun karena peminat kurang, sementara produknya sangat banyak. Daripada tidak dibeli orang, kami terpaksa menurunkan harganya," kata Yati.

Saat ini, jelas Yati, harga tomat ceri Rp 2 ribu per kilogramnya. Sepekan silam, harga tomat ceri masih Rp 4 ribu. Penurunan harga juga dilakukan oleh petani tomat ceri.

"Beda dengan cabai, tomat ceri mudah busuk. Jadi, sebisa mungkin, tomat ceri diusahakan cepat habis terjual dalam sehari," kata Yati.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.