Tembus Kabut Mobil Nyalakan Lampu

Pasalnya
sudah lama kabut tebal ini tidak muncul menyelimuti udara Bumi Sriwijaya ini.
Pengendara
mobil pun terpaksa menyalakan lampu dim untuk menembus lebih jauh pandangan ke
depan.
"Kalau
dak ngidupke lampu, takutnyo mendadak nabrak yang di depan. Tapi kalo lah
diidupke ini juga pas lagi papasan jalan, yang dari arah berlawanan jugo biso
nyingok kito. Intinyo, untuk menghindari tabrakanlah," ungkap Ali, seorang
pengendara mobil Kijang Innova yang ditemui di traffict light Simpang
Bandara TAA.
Tebalnya
kabut sejak dini hari ini biasanya akibat penguapan dari dalam tanah setelah
sebelumnya diguyur hujan. Ini masih menyisakan pada pagi hari dengan jarak
pandang 100-200 m.
Bahkan
seorang pengendara truk yang hendak merapat ke traffict light saat lampu merah
menyala mengaku kesulitan karena jarak pandang tertutup kabut.
"Makanya
tadi kita pelan-pelan. Soalnya nggak kelihatan lampu merah atau hijau. Pas udah
deket ini baru tahu masih merah," kata pria dengan logat Jawa.
Sementara
warga komplek perumahan sepertinya lebih memilih di dalam rumah dan enggan
keluar karena tebalnya kabut dingin ini.
"Dinginnyo...
Men tau mak ini dak nak keluar," kata seorang ibu-ibu mengendarai sepeda
motor yang hendak membeli sarapan di dekat Masjid Daarul Muttaqin Maskarebet KM
10.
Tidak ada komentar
Posting Komentar