Harga Bawang Melejit Pedagang Kesulitan
SRIWIJAYA
RADIO - Sejumlah
pedagang bawang, baik bawang merah maupun putih terpaksa mengurangi pembelian
ke agen menyusul tingginya harga beli dua bumbu masak komoditi utama ini.
Walhasil peredarannya menjadi sedikit. Bahkan beberapa diantaranya mencampurkan
kualitas bawang super dengan biasa agar tetap dibeli konsumen.
"Kami tak mampu beli banyak lagi. Karena
harga dari agen juga tinggi. Ini saja terus terang saya ambil dari agen Rp 48
ribu perkilogram, saya jual Rp 53-55 ribu,"kata Imron, pedagang bawang di
pasar 16 Ilir Palembang. Dia mengaku sejak pagi hanya mampu membeli 100
kilogram bawang. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan kondisi normal,
yang bisa diatas 200 kilogram.
Pedagang mengakui tak bisa lagi menyetok bawang
dalam jumlah banyak. Selain memang kekurangan modal, daya beli masyarakat juga
minim. Diistilahkan Imron, jika pedagang biasanya membeli setengah kilogram
perorang, saat ini paling banyak seperempat kilogram.
"Harga seperempatnya saja hampir 15an
ribuan,"katanya.
Kualitas bawang, diakuinya juga sangat menentukan.
Kualitas bawang nomor satu, dengan bongkol besar, atau biji-biji besar,
harganya jauh lebih mahal dibandingkan bawang merah yang sudah pecah atau
kecil-kecil. Diakuinya selisihnya bisa capai Rp 5000 perkilogram. Agar konsumen
tidak terlalu jauh selisihnya, sejumlah pedagang, kata Imron, mencampurkannya.
"Artinya bawang kualitas bagus, kami
campurkan dengan yang biasa. Jadi harganya bisa lebih murah,'katanya. Senada
diungkapkan Malik, pedagang bawang lainnya. Sejak harga bawang melonjak, memang
terjadi penurunan permintaan yang sangat drastis, hanya pelanggan tetap,
seperti restoran dan rumah makan saja yang stabil beli. "Biasanya
bisa terjual 50 kilogram sehari, sekarang 30 kilogram saja sudah
bagus,"kata Malik. Dia mengaku kini sangat bergantung dengan pelanggan
tetap. "Harapan kami, ya tetap pelanggan tetap,"kata dia.
Sementara tingginya harga bawang, diakui agen
lantaran pasokan berkurang. Kondisinya mengakibatkan harganya melejit. Bahkan
kenaikannya tembus diatas 100 persen. "Karena pasokan saja yang kurang.
Biasanya kami dikirim ditas 5 ton berhari, saat ini dapat dua ton saja sudah
bagus,"kata Suimah, agen bawang merah dan putih di pasar 16 ilir. Dia
mengakui, faktor cuaca jadi penentu. Banyak pasokan bawang dari brebes berkurang.
"Selama ini, kalau pasokan bawang lokal
berkurang, ditutupi dari pasokan bawang impor dari Cina, jadi saling menutupi.
Sekarang kondisinya berbeda,"kata Suimah.
Dikatakan, kondisi ini kini menyulitkan agen.
"Kami sangat sulit mencari stok bawang. Biasanya di eksportir di Jakarta
selalu stok. Ketika ada pengurangan pasokan dari brebes, kami minta tambah
pasokan bawang yang impor. Ternyata yang stok bawang impor juga tidak ada.
Makanya ini yang membuat kami sulit,"katanya.
Harganya jadi melejit hingga dua kali lipat
seperti ini. Dia pun mengakui kondisi ini justru baru pertama kali terjadi.
"Selama 20 tahun jualan, kondisi ini baru pertama kali terjadi. Kami tidak
tahu sampai kapan,"katanya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar