Header Ads

Bertahan Hidup Dari Menganyam Nipah



Sriwijaya Radio (19/10/2016) – Palembang . Di daerah 3 Ulu tepatnya di Jalan KH Asyik, ada sebagian warga yang mencari rejeki untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari sebagai pengayam daun nipah.  Mereka melakukan pekerjaan ini sudah puluhan tahun mengikuti jejak orang tua. Dengan keahlian setiap hari para ibu-ibu di tempat ini bisa menghasilkan  3 sampai 7 kerajinan tangan seperti senik dan tampah untuk menjemur kemplang. “ sudah lama kami menekuni pekerjaan ini jaman nenek kami dulu, lagian dari pada tidak ada pekerjaan di rumah mending membantu suami cari duit dengan membuat senik atau tampah” ujar Tinut salah satu pengrajin daun nipah.  Dia menjelaskan daun nipah diperoleh dari daerah Jalur, Banyuasin.  Dan diambil  dari pengepul yang berada di Sungai Musi. “kalau mau mengambil daun nipah kita harus berjalan mendorong gerobak sampai 20 kilo, satu ikat nipah yang berisi 300 lembar daun di beli seharga Rp 3500, kalau sudah jadi satu senik di jual Rp 1300, tampah besar Rp 9000” jelasnya. Senik dan tampah yang di buat oleh ibu-ibu diu kawasan ini langsung di ambil oleh agen dan di jual di pasar-pasar tradisional di kota Palembang. “ sebulan kami paling bisa kumpulin uang Rp 400 ribu, lumayan lah bisa buat bertahan hidup” Ungkapnya. Mg




Diberdayakan oleh Blogger.