Header Ads

DEMO BATAS WILAYAH, WARGA BAWA KERANDA MAYAT


 

Sriwijaya Radio, Palembang - Dua buah keranda mayat, terbuat dari bambu dan kayu, dibalut karton bertuliskan Matinya Hati Nurani, diletakkan di hadapa ratusan pendemo yang merupakan warga Plaju Darat Kecamatan Plaju, dihalaman Kantor Gubernur Provinsi Sumsel.
Ratusan warga mendatangi Kantor Gubernur dengan menaiki tiga bus. Salah satu warga, Dian mengatakan, segenap pendemo tidak bekerja pada hari ini, Senin (18/5), karena ingin menuntut pemerintah terkait batas wilayah hukum antara Palembang dan Banyuasin.
Asisten I Pemerintahan Provinsi Sumsel, Ikhwanudin yang menerima perwakilan demo di Auditorium Bina Praja Pemprov Sumsel mengatakan, kawasan Plaju Darat masuk dalam Kelurahan Seberang Ulu II.
"Hanya saja ada beberapa kawasan yang termasuk dalam Pemkab Banyuasin. Itu saja. Saya rasa Gubernur Sumsel juga sudah mengutarakan seperti itu, hanya saja ada beberapa pihak yang menanggapi berbeda," jawabnya.
Dilanjutkan Ketua Forum Masyarakat Plaju Darat Bersatu, Daryono, aspirasi masyarakat menegaskan, mereka menolak pembangunan kantor lurah Banyuasin, yang disinyalir sudah akan dibangun dalam waktu dekat.
"Sampai kapanpun kami akan menolak dengan tegas pembangunan kantor lurah tersebut. Lebih baik kami di tembak mati daripada  kami dipaksa masuk wilayah Banyuasin," ungkapnya dengan nada lantang.
Lucunya, salah satu warga Talang Pete Tegal Binangun, Nuryani (40), tidak tahu untuk apa dirinya diajak ke kantor Gubernur, guna melakukan demonstrasi bersama ratusan warga lainnya.
"Aku dak tau apo-apo, cuma diminta melok. Menurut aku, yang penting aku punyo rumah, idak ngontrak," katanya dengan logat khas Palembang.
Reporter : Cek Rul
Editor : Cek Mar
Diberdayakan oleh Blogger.