Header Ads

SIAP-SIAP, PEDAGANG B-J BAWAH AMPERA AKAN DIPINDAHKAN

Sriwijaya Radio, Palembang - Wacana pelarangan baju bekas atau biasa disebut BJ, sudah semakin menimbulkan polemik di kalangan masyarakat kota Palembang, khususnya penikmat BJ yang mayoritas masyarakat kelas menengah kebawah.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumsel, Ir H Permana mengatakan, pelarangan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 53 tahun 2009, yang melarang barang bekas ilegaluntuk masuk wilayah Indonesia.

Dipaparkan Permana, saat ini sudah ada wacana untuk memindahkan sekitar 200 pedagang BJ yang ada di bawah Jembatan Ampera, ke Pasar 16 Ilir. Selain untuk memperindahkan kawasan kota, langkah ini juga diambil sebagai bentuk perhatian pemerintah kepada pedagang BJ.

"Selain itu, Disperindag Provinsi Sumsel, bekerjasama dengan Pemerintah Kota Palembang, Disperindag Kota Palembang, Dinas Kesehatan Kota Palembang, dan beberapa SKPD terkait,akan melakukan sosialisasi terkait penggunaan baju BJ. Sosialisasi ini juga dilakukan, sebagai langkah awal untuk menyadarkan masyarakat, bahwa meski murah, BJ bisa saja menjadi barang penular bakteri. Ini yang harus kami beritahukan kepada masyarakat banyak," paparnya.

Nantinya, secara perlahan, pelarangan penjualan baju bekas akan diberlakukan, setelah sosialisasi selama 3 bulan. Peringatan awal akan diberikan, dan jika tidak juga dituruti maka akan langsung dilakukan tindakan tegas seperti eksekusi. Permana juga menambahkan, jika memang sudah terlanjur membeli baju BJ, sebaiknya diproses terlebih dahulu sebelum digunakan. "Pertama, baju direbus dulu, kemudian berikan cairan desinfektan, dan terakhir baru dicuci bersih," jelas Permana kepada Tim Sriwijaya Radio.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala Disperindagkop Kota Palembang, Syahrul Hefni saat berbincang di acara tlkshow Sriwijaya Radio pagi tadi. Syahrul mengatakan, kedepan pedagang BJ akan di tertibkan, dan pihaknya juga akan bekerjasama dengan Balai POM, untuk melakukan penelitian. "Terlebih belakangan ini banyak di temukan jamur dan bakteri di pakaian bekas yang di jual,"akunya.

Reporter : Cek Rul
Editor : Cek Mar
Diberdayakan oleh Blogger.