Header Ads

KUNTAU SABET JAWARA SUMSEL ART FILM FESTIVAL


            SRIWIJAYA RADIO. PALEMBANG. Anugerah Piala Sumsel Art Film Festival 2014 yang digelar Selasa (2/12/2014) malam, menelurkan juara terbaik pertama yakni Film Kuntau yang diproduksi oleh Muda Berkarya Production.

Film yang digarap oleh putra daerah Muba ini, bercerita tentang Kuntau, yakni salah satu seni bela diri yang di kembangkan di kota Sekayu kabupaten Musi banyuasin. “Namun, karena perkembangan zaman, seni bela diri Kuntau ini sudah mulai hilang dan nyaris tidak ada lagi pemuda yang mempelajarinya,” ujar Produser Film Kuntau, Dovi Rustam.

Diceritakannya, dahulu Kuntau populer karena setiap kampung memiliki group Kuntau. Biasanya, masing masing group berkeliling dari kampung ke kampung untuk mengadu ilmu kepandaian. Lambat laun seiring berjalan waktu intensitas pertunjukan Kuntau makin berkurang. Padahal dizaman dahulu, Kuntau dipergunakan sebagai alat untuk melawan penjajahan Belanda. Demi untuk melestarikan kuntau sang kakek membohongi cucunya bahwa ia telah meninggal,sang cucu teringat pesan agar ia bisa mengembangkan seni silat tradisional yang sudah hampir punah ini,berbagai cara di lakukan Depati untuk mencari orang agar mau belajar berlatih,sampai pada akhirnya ia pun berhasil mengajak pemuda-pemudi desa untuk belajar bela diri Kuntau.

Alhasil, film ini mampu meraih Juara Terbaik 1 Kategori Umum Sumsel Art Film Festival, dan merebut lima kategori khusus, yakni Desaian Produksi/Produser Terbaik (Dovi Rustam), Editor Terbaik (Robiansyah), Penata Artistik Terbaik (Danu Yuzius Umbara Hakim ), Sutradara Terbaik ( Suwandi), dan Aktor Terbaik (Rian Raga Satria).

Dovi juga mengungkapkan, sudah ada tawaran untuk membuat film pendek ini menjadi film nasional. “Karena Kuntau sudah jadi fenomena. Ini merupakan bukti bahwa cerita rakyat bisa disampaikan melalui seni film," jelasnya.

PROSES HINGGA 3 BULAN, KESULITAN CAPAI LOKASI

            Butuh waktu hingga 3 bulan lamanya demi membuat film Kuntau, dengan menelan biaya sekitar  Rp 45 juta. Pemerintah Kabupaten Muba juga sangat mendukung semua kebutuhan dan proses film tersebut. Ini diungkapkan oleh sang sutradara, Wandi Jeger.

            “Tantangan dalam pembuatan   film ini adalah sulitnya  mencari lokasi yang pas dengan cerita, yakni di pelosok desa.  Namun berkat kerja keras semua kru yang berjumlah 40 orang dan dimotivasi penuh oleh pemkab Muba, akhirnya semua ini membuahkan hasil,” ujarnya.

Reporter   : Cek Rul

Editor        : Cek Mar

           

Adegan film pendek Kuntau

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.