Header Ads

TIDAK PANDAI BERHITUNG BISA JADI DISKALKULIA


        Tidak pandai berhitung bukan berarti anak anda bodoh, bisa jadi anak anda terkena gejala Diskalkulia, Ungkap Psikolog Renny Permataria, S.Psi.  Menurutnya para orang tua juga tidak berhak memaksa si anak untuk unggul dalam pelajaran tertentu, atau menghukum mereka dengan kata-kata kasar dan pukulan, karena si anak lemah dalam matematika atau bilangan.  Diskalkulia dikenal juga dengan istilah "math difficulty", karena menyangkut gangguan dengan kalkulasi secara matematis.  Kesulitan ini sendiri dapat ditinjau secara kuantitatif yang terbagi menjadi kesulitan berhitung dan mengkalkulasi.  Hal ini biasanya ditandai dengan munculnya kesulitan si anak dalam belajar dan mengerjakan tugas dengan melibatkan angka atau simbol matematis.  Anak dengan gejala diskalkulia bisa mengikuti pelajaran lain dengan baik,  biasanya sangat kuat dalam menghafal dan  logika. Jadi tidak jarang pada raport di sekolah, nilai untuk pelajaran Biologi, bahasa Indonesia atau pelajaran ilmu sosial mendapatkan nilai tertinggi, sementara pelajaran matematika mendapatkan angka merah.  Anak yang mengalami gejala Diskalkulia diperkirakan adalah anak anak usia sekolah.  Anak perempuan memiliki kecenderungan yang lebih besar dibandingkan anak laki-laki.  Dalam banyak penelitian, anak yang terkena gejala diskalkulia biasanya ada di tingkat sekolah SD, umumnya kelas 2-3.  Sementara jika dilihat dari segi kelahiran, antara 1-2 anak dari 100 kelahiran.  Penyebab Diskalkulia pada diri individu anak ada beberapa faktor, pertama  bisa jadi ada kelainan pada otak si anak, terutama  dibagian penghubung antara bagian pariental dan temporal otak, bisa jadi juga menurun dari orang tua yang memang mengalami gangguan yang sama dalam hitungan, dan diskalkulia ini juga bisa di sebabkan akibat penyakit yang di derita si anak, seperti pernah mengalami panas tinggi, dan kejang atau step.  Menurutnya apabila para orang tua sudah mengetahui bahwa anaknya terkena gejala diskalkulia, orang tua tidak perlu panik, atau sedih, yang terpinting adalah memberikan  perhatian serius kepada buah hatinya, buat anak-anak tidak merasa rendah diri, dan hiburlah mereka bila selalu mendapatkan nilai matematika yang jelek. Para orang tua juga di usahakan memberikan pendidikan tambahan kepada anak-anak yang terkena diskalkulia, seperti menghadirkan guru les matematika khusus di rumah, carilah para guru yang memang memiliki kesabaran, karena anak-anak dengan gejala diskalkulia memang sangat lemah dalam berhitung, dan butuh kesabaran yang baik dalam mendidik. "anak-anak dengan gejala diskalkulia itu bukan anak yang bodoh atau anak berkebutuhan khsusu, mereka itu hanya lemah dalam bilangan dan hitungan, untuk pelajaran lain mereka bisa sangat jago, terutama hafalan," jelasnya.  Ia juga menegaskan bila para orang tua masih khawatir dengan gangguan diskalkulia yang dialami anak-anak mereka, yang perlu di kuatkan dan ditanamkan pada hati para orang tua adalah, bahwa nilai matematika yang tinggi pada anak di sekolah, bukan faktor utama penjamin masa depan. (C.Mar)



Diberdayakan oleh Blogger.