Jelang Idul Adha, Sapi Limousin Dihargai Rp 25 Juta
SRIWIJAYA
RADIO - Dua minggu
menjelang Hari Raya Idul Adha 1434 Hijriah tanggal 15 Oktober
mendatang, penjualan hewan kurban jenis sapi meningkat hingga tiga kali lipat
dibanding hari biasa. Hal ini diungkapkan beberapa pedagang di sentra penjualan
sapi kurban di kota Palembang, seperti di Jalan Slamet Riyadi, Boom Baru dan di
jalan Demang Lebar Daun, Palembang.
“Penjualan
sapi kita mencapai enam hingga sepuluh sapi setiap harinya. Sedangkan pada hari
biasa hanya terjual dua hingga tiga ekor saja,” ujar Jauhari (63), pedagang
sapi yang berjualan di Jalan Slamet Riyadi Palembang, Selasa (1/10/2013).
Hal
yang hampir senada, diungkapkan pedagang lainnya seperti, Nanang, Abas, Agus,
dan Johan, yang mengaku penjualan sapi mereka juga meningkat hingga tiga kali
lipat. Pembelinya tidak hanya perorangan saja, tapi juga perusahaan, instansi
pemerintahan, bahkan pembelinya juga dari luar kota Palembang.
“Sehari
rata-rata terjual enam hingga delapan sapi, kalau biasanya cuma dua atau tiga
saja,” ujar Nanang, pedagang sapi di Jl Demang Lebar Daun Palembang.
Harga
sapi yang dijual pedagang, mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 15 juta untuk jenis
sapi lokal (jawa dan bali), Rp 15 juta hingga Rp 20 juta untuk sapi India
(jenis Brahma/Menggala), dan untuk sapi jenis Simental dan Limousin harganya
dikisaran Rp 20 juta hingga Rp 25 juta.
“Harganya
mulai Rp 10 juta hingga Rp 25 juta, tergantung jenis dan berat sapi. Seperti
jenis Simetal yang jauh lebih berat dari sapi Bali, meski postur tubuhnya
sedikit lebih kecil,” jelas Nanang.
Sedangkan
Jauhari menjual sapinya di kisaran harga Rp 10,5 juta hingga Rp 25 juta. “Tapi
masih bisa ditawar, tergantung berapa pesannya. Nanti kita diskon, bisa sampai
sembilan juta per ekornya,” kata Jauhari seraya menambahkan mayoritas sapi yang
dijualnya berasal dari luar daerah Sumsel.
“Hampir
semua sapi kita berasal dari Way Kambas, Lampung. Hanya sedikit yang bisa
diambil di wilayah Sumsel, itu pun dari daerah Danau Ranau yang jaraknya sama
jauh,” ujar Jauhari.
Lebih
lanjut, Jauhari mengeluhkan kurangnya jumlah pasokan sapi di wilayah Sumsel dan
harganya juga jauh lebih mahal. “Kalau ambil di Lampung, harganya jauh lebih
murah. Meskipun kami harus mengelurkan biaya transport yang cukup besar. Karena
itulah, kami para pedagang lebih senang menjual kambing karena untungnya jauh
lebih besar daripada sapi,” tambahnya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar