Header Ads

Warga Masih Keluhkan Debu Truk Batubara


SRIWIJAYA RADIO - Warga Desa Muara Maung Kecamatan Merapi Barat, mengeluhkan banyaknya debu yang masih berterbangan ke rumah mereka. Hal tersebut disebabkan banyaknya truk angkutan batubara yang melintas, padahal sebelumnya sudah dilarang Gubernur Sumsel sejak awal 2013 lalu.

Meski sudah dilakukan penyiraman jalan secara rutin etiap hari, namun tetap tidak berpengaruh. Karena beberapa menit kemudian  badan jalan kembali kering, dan debu kembali berterbaran.

Pantauan Sripoku.com, Senin (11/3/2013), meski sudah dilarang Gubernur Sumsel, truk dan tronton angkutan batubara masih hilir mudik di Jalinsum Lahat-Muaraenim. Puluhan kendaraan tersebut keluar dari pintu masuk tambang batubara di desa Muaramaung, menuju stok file yang ada di dekat stasiun kereta api Sukacinta di Desa Sukamarga Kecamatan Merapi Barat.

Sementara sebuah mobil tangki milik perusahaan yang membawa air, juga hilir mudik Jalinsum desa di dekat pintu masuk tambang. Kendaraan tersebut menyemprotkan air ke badan jalan, pada jam-jam tertentu terutama siang dan sore. Tujuannya tak lain untuk mengurangi intensitas debu yang beterbangan, yang dihasilkan puluhan truk angkuta batubara yang keluar tambang.

Menurut Soleh (45), warga Desa Muara Maung, jumlahnya truk angkutan batubara memang  berkurang drastis sejak Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengeluarkan keputusan awal tahun lalu. Namun tampaknya tidak berpengaruh pada perusahaan tambang batubara yang berada di desa mereka, karena masih tetap beroperasi dan melakukan produksi. Sehingga puluhan truk hingga tronton yang membawa puluhan ton batubara, masih melintasi jalan lintas di depan rumah mereka. Sehingga debu tetap berterbangan seperti sebelumnya, terutama saat kendaraan tersebut sedang konvoi di badan jalan. Warga pun masih harus mengisap debu seperti sebelumnya, yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Tambahnya, penyiraman yang rutin dilakukan perusahaan menurutnya tetap tidak cukup, untuk mengatasi debu yang dihasilkan truk. Karena selan 10 menit kemudian badan jalan kembali kering, dan debu kembali berterbangan.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.