Header Ads

Pembelian BBM Pakai Jeriken di OKU Selatan tak Dilarang


SRIWIJAYA RADIO - SPBU Muaradua OKU Selatan kian dibanjiri pembeli BBM berjeriken. Tak tanggung-tanggung, seorang pembeli membawa puluhan jeriken dengan menggunakan mobil jenis pik up untuk membeli jeriken di satu-satunya SPBU yang ada di Kecamatan Muaradua OKU Selatan tersebut.

Puluhan pembeli BBM yang membawa jeriken tampak antri panjang bergantian mengisi BBM. Panjang antrian mencapai 10 meter lebih.

Mereka yang belum mendapat giliran tampak sabar menunggu di barisan belakang.

Pembeli berjeriken ini ada yang mengendarai mobil pik up dan ada juga yang mengendarai motor. Yang pasti, seorang pembeli berjeriken tak hanya membawa satu jeriken.

Antrian pembeli BBM berjeriken ini sudah sama panjangnya dengan antrian pembeli BBM yang ingin mengisi bahan bakar mereka.

Suasana SPBU Muaradua pun sudah tak ubahnya seperti lautan manusia jika dilihat dari kejauhan.

Tak heran, dengan pemandangan seperti itu, stok BBM sudah habis sebelum pukul 12.00 setiap harinya.

Dari informasi di lapangan, pembeli BBM berjeriken ini mengaku hanya disuruh oleh atasan mereka untuk membeli BBM.

Mereka menerima upah beraneka ragam dari setiap jeriken yang sudah diisi dengan BBM. Mulai dari Rp 2000 hingga Rp 5000 yang bisa mereka dapat per jerikennya.

"Bensin ini mau dibawa ke luar Kecamatan Muaradua. Saya hanya disuruh," kata salah satu sopir kepada sesama pembeli berjeriken.

Pembeli berjeriken tak hanya datang dari luar Kecamatan Muaradua OKU Selatan. Bahkan, ada pembeli yang tinggal tepat di sekitar lokasi SPBU Muaradua.

Tampak, beberapa pemuda tanggung baru saja usai membawa jeriken dari SPBIU. Jeriken itu lalu diletakkan di depan salah satu warung yang ada di dekat lokasi SPBU.

Pengelola SPBU Muaradua, Abusamah, mengungkapkan pihaknya memang tak melakukan larangan kepada pembeli berjeriken. Ini sudah dikoordinasikan dengan Pemkab OKU Selatan dan aparat keamanan setempat. Sebab itu, pembeli BBM berjeriken bisa dengan santai antri membeli BBM di SPBU Muaradua.

"SPBU ini satu-satunya SPBU yang ada di Kecamatan Muaradua dan dekat dengan beberapa desa. Sebab itu, karena sebagian desa sulit mendapatkan SPBU, kami memaklumi mereka yang membeli SPBU dengan membawa jeriken," kata Abusama.

Dilanjutkan Abusama, mereka yang membeli BBM dengan jeriken kebanyakan datang dari luar Kecamatan Muaradua. Abusama mengakui, memang ada beberapa warga setempat yang membeli BBM dengan menggunakan jeriken.

Hanya saja, Abusamah tidak melarang karena ia tahu warga setempat yang membeli BBM dengan jeriken akan menjual BBM itu di luar Kecamatan Muaradua.

"Warga setempat ada yang ngampas begitu mendapat BBM. Setidaknya, ada 30 waga setempat yang sudah kami data dalam membeli BBM," kata Abusamah.

Untuk pembeli BBM jenis premium, seorang pembeli berjeriken dibatasi membeli sebanyak 160 liter dari stok yang disediakn sebanyak 10 hingga 15 ribu liter, sementara untuk jenis solar dibatasi 80 liter dari stok sebanyak empat ribu liter.

Mereka juga tak bisa membeli setiap hari, melainkan dalam periode tiga hari sekali.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Pertamina terkait pembeli BBM berjeriken. Mereka juga bisa maklum dengan catatan bisa ditertibkan," pungkas Abusamah.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.